“The Lessons from Death”

Minggu, 12 April 2009

Hikmah Kematian
“The Lessons from Death”

Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?

Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.

Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.

Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.

Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.

Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.

Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.

Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.

Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.

Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.

Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?

Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting

Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.

Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.

Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:

Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)

Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

0 Comments:

MUSLIMAH HEBAT DAMBAAN UMMAT

Menjadi perempuan adalah anugrah. Menjadi perempuan yang beriman dan berislam, itu jauh lebih indah lagi. Mau tahu kenapa? Karena menjadi perempuan muslimah itu merupakan sebuah berkah yang tidak dialami oleh semua perempuan di dunia. Dan berkah ini akan menjadi lebih sempurna ketika sebagai muslimah, kita menyadari akan keistimewaan ini. Kenapa bisa begitu? Karena ternyata di luar sana, banyak banget mereka yang mengaku dirinya muslimah namun masih bingung dengan jati dirinya sendiri. Mereka akhirnya berusaha mencari jawaban kebingungan itu dengan mengambil jalan lain yang nggak ada benernya sama sekali.

Jalan lain ini seringnya sok menjadi pahlawan kesiangan bagi perempuan sehingga seakan-akan perempuan sendiri merasa diistimewakan. Salah satunya adalah ide feminisme yang (katanya) memperjuangkan kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan. Tapi muslimah cerdas nggak bakal dong terjebak dengan ide yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam ini. Sebab, bukannya menjadi mulia, feminisme justru membawa perempuan kepada keterpurukan yang makin parah dalam semua sendi kehidupan (tema ini akan dibahas khusus di edisi berikutnya, insya Allah).

Trus, gimana dong supaya kamu, saya, dan kita semua bisa menjadi perempuan mulia dan hebat dunia-akhirat? Pasti dong ada langkah-langkah jitu untuk mencapainya. Ikuti terus yuk bahasannya.

Muslimah itu harus cerdas

Poin ini selalu saya tujukan bagi perempuan siapa pun dia adanya dan di mana pun dia berada. Why? Karena perempuan cerdas itu indah. Ia nggak mudah dibohongi oleh apa pun atau siapa pun, baik oknum itu berupa sosok bernama laki-laki ataupun sosok bernama ideologi. Laki-laki di sini yang dimaksud adalah laki-laki yang nggak beriman dong. Karena kalo yang beriman, otomatis ia pasti memuliakan perempuan. Sedangkan sosok bernama ideologi utamanya kapitalisme dan sosialisme, akan mudah mempecundangi perempuan nggak cerdas dengan banyak cara. Eksploitasi perempuan adalah salah satunya.

Perempuan cerdas nggak akan mudah terpesona dengan bujuk rayu nggak bermutu ini. Ia memahami bahwa kecerdasan perempuan itu bukan hanya aksesori semu di atas panggung semata. Perempuan cerdas itu terwujud dalam karya nyata. Ia berprestasi dalam bidang yang memang benar-benar memaksimalkan peran otak dan akal, bukan sekadar akal-akalan saja. Memang ada? Banyak malah. Tuh lihat aja kontes puteri atau miss apalah itu namanya, menjadikan otak alias brain sebagai pajangan asal pantas. Soalnya tanpa kriteria brain, si panitia takut kalo masyarakat akan menganggap lomba-lomba semacam itu hanya bisa mengandalkan tubuh seksi perempuan semata. Padahal mah kenyataannya iya banget. Naif banget kalo kamu masih percaya kecerdasan turut diperhitungkan dalam kontes semacam ini. Sumpeh deh lo!

Perempuan cerdas itu langsung terasa efeknya ke masyarakat. Selain mengukir prestasi dalam bentuk kemampuan akademis yang oke, kecerdasan pun bisa juga diraih dalam bentuk lain. Salah satunya adalah kecerdasan dalam menyikapi fakta yang tersaji di depan mata lalu berusaha menicarikan solusi cerdas atas semua masalah yang ada. Misalnya dalam menyikapi harga BBM yang semakin mahal. Perempuan cerdas langsung memahami bahwa itu semua terjadi gara-gara diterapkan sistem Kapitalisme yang jadi kiblat pemerintah saat ini. Negara menjadi macan ompong yang nggak mampu menjamin kesejahteraan rakyatnya. Negara cuma berperan sebagai pedagang untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dengan dalih pengurangan subsidi.

Sayangnya, sekolah yang ada saat ini sangat tidak mencerdaskan muridnya terutama kaum perempuan. Diperparah dengan liberalisasi pendidikan alias pemerintah sudah nggak mau bertanggung jawab terhadap pendidikan rakyatnya, jadilah sekolah-sekolah itu disulap menjadi barang mewah yang mahal dan tak terjangkau. Klop banget untuk menjadikan perempuan jauh dari kecerdasan.

Tapi sebenarnya yang namanya kecerdasan, bisa ditempuh dan diasah dalam ranah kehidupan yang lain. Sekolah kehidupan internasional adalah solusinya. Apa itu? Yaitu sebuah sekolah yang menjadikan kurikulum universal sebagai materi pelajarannya, dengan standar Islam sebagai patokan. Laboratoriumnya juga canggih karena langsung terjun ke masyarakat tanpa harus nunggu program KKN yang biasa ada di perguruan tinggi. Muslimah jenis ini, sudahlah cerdas otaknya, cerdas pula empatinya. Top banget dah.

Berakhlak mulia juga harus dong!

Non, selain cerdas, perempuan itu kudu berakhlak islami. Percuma aja punya kecerdasan kalo ternyata nggak bermoral dan akhlaknya rusak. Banyak banget tuh kejadian ayam kampus atau ayam abu-abu (sebutan untuk pelacur yang masih kuliah atau SMA) yang berotak brilian namun jangan ditanya soal akhlak. Mereka obral diri hanya demi gepokan rupiah. Tentu bukan seperti ini gambaran perempuan mulia dan hebat itu.

Akhlak bisa ada pada diri perempuan bila ia beriman. Karena sesungguhnya standar akhlak sendiri adalah bagian dari syariat Islam dalam rangka menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dan hal ini berkaitan banget dengan akidah yang dianut seseorang. Misal nih, kamu mempunyai akhlak dengan sifat jujur. Bukan semata-mata karena jujur itu baik, tapi seharusnya kamu sadar bahwa jujur itu baik karena Allah bilang jujur itu baik. Dan kalau Allah bilang itu baik maka itu artinya perbuatan itu akan memperolah nilai dan pahala di hadapanNya.

Pada satu momen, ketika Allah bilang jujur nggak baik ya kita harus nurut bahwa jujur itu nggak baik. Ada tiga kondisi dalam Islam yang memperbolehkan seseorang untuk berlaku tidak jujur. Pertama adalah dalam hubungan suami istri untuk membahagiakan pasangan, kedua adalah dalam peperangan, dan ketiga adalah ketika mendamaikan dua orang yang bermusuhan. Jadi, dalam kejujuran pun standar yang kita pake jelas banget yaitu Islam saja. Hal ini berlaku juga untuk bentuk-bentuk akhlak lainnya semisal ramah, baik hati, tidak sombong, suka menabung, patuh pada orang tua dll (hihi, kayak dasadarma pramuka yah).

Kecantikan diri patut dijaga

Kecantikan adalah sebuah hal yang secara alami ada pada diri tiap perempuan. Yakinlah, tak ada istilah perempuan berparas buruk. Bila ada yang mempunyai pendapat seperti ini, sungguh pada saat yang sama ia telah menghina Allah Ta’ala yang menciptakan paras tersebut. Cantik atau jelek kan cuma masalah selera. Yang dianggap paras kurang cantik bagi orang Asia, eh….ternyata digandrungi sama orang bule di daratan Eropa sana. Eksotis, katanya…ciee.

Terlepas dari itu semua, kecantikan yang ada pada diri perempuan kudu dijaga sebagai bentuk amanah kita pada Sang Pencipta. Menjaga kecantikan nggak harus ke salon tiap hari. Merawat kecantikan nggak harus juga luluran merata ke seluruh tubuh biar kinclong, mandi berjam-jam karena harus memakai berbagai macam krim untuk tubuh, menikur en pedikur atau apa pun namanya yang jelas-jelas itu semua hanya menghamburkan uang dan waktu.

Jangan sampai karena pedulinya kamu sama kecantikan sehingga membuat sebagian besar waktu dan uangmu habis untuk hal ini saja. Merawat kecantikan yang ideal itu sebetulnya adalah ketika tubuh kita bisa beraktivitas secara maksimal karena sehat. Percuma juga tubuh cantik bagai porselen kalo ternyata malas beraktivitas dengan dalih takut bedak luntur, misalnya. Percuma juga langsing kayak tiang listrik kalo penyakitan karena diet yang ketat.

Intinya, mempertahankan kecantikan diri cukup dengan standar Islam saja yang sangat menyukai kebersihan. Mandi minimal dua kali sehari, sikat gigi teratur, jaga kebersihan rambut dan anggota tubuh yang lain juga.

Last but not least, kecantikan itu bagaimana pun bentuknya, standarnya kudu Islam saja. Percuma juga cantik kalo ternyata nggak menutup aurat. Percuma juga kulit mulus kalo ternyata nggak pernah sholat. Ih….naudzhubillah. Karena ternyata kecantikan hakiki itu adalah gabungan dari kecerdasan otak dan akhlak yang nantinya memancar pada sikap dan perilaku seseorang sebagai bukti ketaatan pada hukum syara’ yang telah ditetapkan aturannya oleh Allah Swt.

Adakah sosok idaman itu?

Hmm…pertanyaan yang nggak mudah untuk dijawab. Kalo saya mau angkat tangan, kesannya kok narsis banget (hehehe..). Biar adil, saya akan menunjuk seseorang lain yang memenuhi kriteria di atas itu. Seorang perempuan, yang pasti muslimah dong, cerdas, berakhlak bagus dan cantik. Ia kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, jurusannya pun terkenal sangat sulit ditembus oleh orang yang berotak pas-pasan.

Sampai di sini, jelas banget kalo muslimah ini punya otak dan kecerdasan di atas rata-rata. Tidak itu saja, pemahaman keislamannya pun top banget. Kalo saya mengatakan paham, itu beda dengan ‘tahu’. Artinya, ia mengamalkan Islam dengan maksimal. Ia ramah dan supel, baik hati, tidak sombong, suka menabung dan patuh pada orang tua. Hapalan al-Qurannya top, kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggrisnya juga oke.

Dari segi kecantikan, subhanallah. Ia dikaruniai Allah fisik yang sempurna. Nggak ada orang yang bilang ia jelek. Saya aja sesama cewek, juga ikut tersepona dengan kecantikanya yang inner dan outer itu. Apa inti dari ‘sharing’ saya ini? Maksudnya ingin saya tunjukkan bahwa sosok muslimah ideal dan idaman umat itu ada. Hanya saja ia ada dalam jumlah dan stok yang terbatas. Why?

Setangkai bunga yang indah akan tumbuh dengan sempurna bila tanah dan iklimnya bagus serta sesuai. Begitu juga dengan muslimah idaman umat. Sosok-sosok ini akan tumbuh bila iklim alias lingkungan yang ada mendukungnya untuk berkembang dengan sempurna. Tapi apa fakta yang ada? Sistem yang diberlakukan kepada kita saat ini sungguh iklim rusak yang penuh noda. Sekulerisme yang diterapkan saat ini meniadakan peran agama dalam kehidupan. Kapitalisme yang mendewakan materi sebagai sumber kebahagiaan hidup pun juga dipuja-puja.

Lihat tuh, para perempuan cantik yang seksi mengumbar aurat di tempat umum, teryata sholatnya rajin juga. Bahkan saya sempat terkecoh dengan salah satu teman yang ketika berangkat ke kampus berkerudung rapat padahal hari-hari biasanya nggak. Saya pun mengucapkan selamat padanya. Bukankah kebaikan itu harus disyukuri dan diucapkan selamat padanya agar berkesinambungan? Ternyata ia mengatakan bahwa berkerudungnya itu karena ia habis menghadiri rapat sebuah perkumpulan mahasiswa muslim. Ia menyebutnya fleksibel karena itu artinya ia bisa berada di mana-mana. Rapat tentang Islam oke yang itu artinya ia berbaju muslimah. Dugem pun ayo aja yang itu artinya pake baju buka-bukaan. Waduh, jadinya baju muslimah itu dipakai hanya sekedar dress code aja yah? Capee deh.. ngikutin jalan pikiran kayak elo!

Dari kedua sosok di atas, sudah bisa dipastikan bahwa contoh kedua-lah yang paling banyak ditemui di sekeliling kita. Islam tidak lagi diakui sebagai the way of life. Namun Islam hanya sebagai mode dan gaya yang kebetulan lagi tren. Apalagi diperparah dengan ide demokrasi yang sangat mengagungkan kebebasan berekspresi termasuk dalam hal pakaian, jadilah baju muslimah dianggap sebagai salah satu pilihan yang bisa dipilih suka-suka. Kalo suka ya dipake, kalo nggak ya dilipat aja dalam lemari. Waduh!

Nggak bisa dibayangkan wajah bangsa ini ke depan, bila perempuannya plin-plan kayak gini. Tapi sangat bisa diprediksi sehebat apakah suatu kaum apabila perempuannya sekaliber contoh pertama di atas. Dan itu telah dibuktikan oleh Islam yang gilang-gemilang selama 13 abad dengan kualitas perempuan yang mulia dan hebat. Kalo sudah ada bukti cemerlangnya peradaban dalam naungan Islam, so buat apa kita butuh peradaban lain semacam demokrasi dan Kapitalisme? Jadi, tak ada pilihan lain untuk menciptakan generasi muslimah hebat dambaan umat kecuali kita campakkan bersama-sama semua ide yang rusak dan merusakkan. Setuju? Akur dong!